03 Juni 2009

Kebutuhan Utama Anak


Semenjak Adit terlahir ke dunia, kebutuhan utamanya adalah kasih sayang dari Kami. Kasih sayang kami akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya, terutama perkembangan emosionalnya. Jika kami membesarkannya dengan penuh kasih sayang, Insya Allah Adit akan tumbuh menjadi anak yang penuh dengan kasih sayang, baik terhadap sesama maupun terhadap makhluk Allah lainnya. Sebaliknya apabila Adit kecil telah kehilangan kasih sayang dari kami, maka sangat besar kemungkinan Adit akan menjadi anak yang memiliki pribadi yang keras, kasar, dan mudah marah. Tidak jarang jika dibesarkan tanpa kasih sayang, Aditku akan suka berbohong, mencuri, dan menyakiti orang lain.

Peran kami sangatlah penting dalam mendidik Adit agar menjadi pribadi yang baik. Kami sebagai orang tua haruslah mencontoh bagaimana Rasulullah SAW dan para sahabat dalam mendidik anak-anak dengan kasih sayang. Pengaruh positif yang ditimbulkan dari kasih sayang kami kepada Adit yaitu terciptanya kedekatan antara orangtua dan anak, serta hubungan atau ikatan batin antara orang tua dengan anak yang akan menimbulkan rasa aman dan tenteram. Banyak cara untuk memberikan dan memperlihatkan kasih sayang kami kepada Adit. Salah satunya dengan memberikan pelukan dan kecupan kepada mereka. Seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau tidak segan-segan untuk mendekap dan mencium anak-anak beliau. Seperti terlihat dari kisah Nabi Muhammad SAW, dalam hadits berikut :

Dari sahabat Abu Hurairah ra: “Rasulullah SAW pernah mencium Al-Hasan bin ‘Ali”, sementara Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi sedang duduk di sisi beliau. Maka Al-Aqra’ berkata, “Aku memiliki 10 anak, namun tidak ada satu pun dari mereka yang kucium.” Kemudian Rasulullah SAW memandangnya, lalu bersabda, “Siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Anas bin Malik ra pun turut mengungkapkan bagaimana rasa sayang Rasulullah SAW kepada putranya yang lahir dari rahim Mariyah Al-Qibthiyyah ra: “Aku tak pernah melihat seseorang yang lebih besar kasih sayangnya kepada keluarganya dibandingkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Anas berkata lagi, “Waktu itu, Ibrahim sedang dalam penyusuan di suatu daerah dekat Madinah. Maka beliau berangkat untuk menjenguknya, sementara kami menyertai beliau. Kemudian beliau masuk rumah yang saat itu tengah berasap hitam, karena ayah susuan Ibrahim adalah seorang pandai besi. Kemudian beliau merengkuh Ibrahim dan menciumnya, lalu beliau kembali.” (HR. Muslim)

Begitupun sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar As- Shiddiq ra yang juga memiliki kasih sayang yang besar terhadap putrinya, Aisyah. Ketika Abu Bakar ra tiba di Madinah bersama Rasulullah SAW dalam hijrah, dia mendapati putrinya, Aisyah ra sakit panas. Al Barra' bin 'Azib ra yang menyertai Abu Bakar saat menemui putrinya mengatakan "kemudian aku masuk bersama Abu Bakar menemui keluarganya. Ternyata Aisyah putrinya sedang berbaring, terserang penyakit panas. Maka aku melihat ayah Aisyah mencium pipinya dan berkata, 'Bagaimana keadaanmu, wahai putriku ?' (HR. Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar